Dasaad Musin, salah satu bangunan di kota tua yang
sempat terlantarkan. Dari fisik luarnya kita dapat langsung menilai bahwa bangunan
ini sudah lama tidak mendapat perawatan yang baik. Perbaiki dan jaga! Objek bangunan
di kota tua ini tentunya mempunyai nilai baik secara historis maupun
arsitektural.
|
Fasad - Sebelum |
|
Fasad - Sesudah |
Dengan munculnya kesadaran dari berbagai macam pihak,
bangunan ini pun mendapat perhatian dan telah di renovasi dengan mempertahankan
bentuk awal dari bangunan. Bukan hanya wajahnya saja namun bagian dalam
bangunan pun sudah rapih.
Dari pandangan pribadi saya, Dasaad musin concern ini selalu
memiliki karakter yang kuat. Kenapa saya bilang “Selalu”? karena walaupun saat
kondisi bangunan ini mengenaskan namun daya tarik bangunan tidak memudar. Dibuktikan
dengan tingginya antusian masyarakat untuk masuk ke bangunan ini ketika belum
mendapat renovasi. Setelah renovasi pun, karakter salah satu bangunan di kota
tua ini tetap kuat!
|
Interior - Kini |
|
Interior - Kini |
Dasaad musin concern awalnya adalah Gedung milik seoran
asal filipina, dengan fungsi Gudang dan kantor. Kini setelah dilakukan renovasi
dapat dilakukan Konservasi dengan cara Adaptive Reuse, dimana tidak merubah
fasad bangunan baik eksterior maupun interior namun fungsi dari bangunan
dikembangkan dan disesuaikan dengan keadaan.
Dalam hal itu ide untuk Adaptive reusenya adalah
Dasaad musin dapat di jadikan menjadi café, restaurant, museum, art gallery,
dan office. Karena interior mempertahankan bentuk aslinya konsep untuk interior
yang dapat diterapkan adalah colonialism dengan mempertahankan bentuk
tradisionalnya (asalnya).
|
Interior Cafe - Colonialism |
|
Interior Cafe - Industrialis |
Selain itu penerapan industrialis bukanlah ide yang
buruk, dapat dilihat tulangan baja yang terekspose jendela kayu tanpa kaca. Dengan
sentuhan terhadap furniture dan aksen tambahan ide industrial dapat diterapkan
pada interior bangunan ini.
|
Ide - Museum |
|
Ide - Museum |