Sabtu, 27 Juni 2015

Pentingnya intuisi bagi arsitek

Intuisi adalah salah satu kemampuan manusia untuk menganalisa sesuatu yang akan di kerjakan atau di laksanakan , karena dengan memakai intuisi maka pekerjaan yang akan di lakukan telah kita ketahui hasil dan bentuknya.

Setiap manusia mempunyai intuisi yang memang telah menjadi bagian dari komponen ruh dan tubuh manusia, dengan bekal inilah manusia meraih kesuksesan dalam menjalani kehidupan dan intuisi sebagai pendorong kemauan bertindak sesuai dengan ilmu yang di pelajarinya. Karena intuisi telah menggambarkan akan keadaan dari sesuati yang akan kita lakukan. Maka semakin besarlah kehendak kita untuk menuju sukses.

FAKTA ILMIAH INTUISI PENENTU SUKSES MANUSIA

  • Para astronot NASA menghabiskan 90% waktunya untuk berlatih bereaksi secara intuitif.
  • Ray Croc membeli franchise Mc Donalds dengan harga yang kelewat tinggi sebenarnya uangnya tidak cukup banyak untuk membeli waralaba tersebut, tapi dia mengatakan “Intuisi saya mendorong saya untuk tetap membelinya dan harus”. Firasat itu terbukti benar, Mc Donalds pertama kali hanya ada satu di California, tapi sekarang sudah menjadi franchise yang mendunia.
  • George Eastment pendiri Eastment Kodak, menyatakan bahwa merk “KODAK” yang melegenda itu huruf “K” muncul secara intuitif.
  • Sam Walton pendiri Walt Mart menggunakan intuisinya ketika mendirikan sebuah toko pada 1961 kini ada lebih dari 1.300 toko di seluruh Dunia.
  • Riset dari New Jersey Institute of Technology menemukan bahwa 80% pimpinan perusahaan yang mampu menghasilkan profit dua kali lipat dalam lima tahun menggunakan kemampuan intuitif.
  • John Mihalasky dan E Douglas Dean menemukan bahwa 80% CEO yang sukses memiliki intuisi di atas rata-rata. Hasil riset International Inctitute for management Lausanne Swiss, para manajer sukses menggunakan intuisi dalam mengambil keputusan sebagian besar bisnisnya.
  • Carl Yung mengatakan “Instilah intuisi tidaklah bertentangan dengan alasan rasional, tetapi intuisi itu berasal dari luar alasan rasional.
  • Melihat fakta-fakta yang mengatakan intuisi adalah kemampuan manusia dalam menggerakan kemauan dalam dirinya untuk meraih kesuksesan adalah suatu fakta yang sulit terbantahkan. Dan setiap individu mempunyai kemampuan intiuisi secara alamiah namun kadar kemampuan intuisi tidaklah sama dari setiap orang. Maka untuk mempertajam intuisi dibutuhkan latihan sederhana.
     
     5 RAHASIA INTUISI
    1. Intuisi harus terus dikembangkan, kita semua memiliki kemampuan intuitif yang unuk intuisi adalah salah satu potensi yang kita miliki dan perlu dengan sengaja dikembangkan.
    2. Intuisi dan alasan logis adalah dua hal yang saling melengkapi, kombinasi antara alasan pengalaman, informasi, dan intuisi adalah penggerakan dan kekuatan yang dahsyat.
    3. Intuisi bukanlah suatu yang emosional, Intuisis mennuntut perhatian yang jernih terhadap berbagai pilihan.
    4. Intuisi menuntut tidanakan ikuti dan lakukan apa yang dirasakan, Intuisi adalah kunci kesuksesan diberbagai bidang termasuk dalam urusan bisnis, namun disini diperlukan latiahn guna mengenal dalam intuisi.
    5. Dengan Intuisi akan terbebas dari kesalahan, kalau intuisi disertai alasan yang logis.



    Lima rahasia dasar dalam mengenal intuisi dan kita bisa melatihnya agar intuisi kita selalu memberikan sinyal Positive untuk kesuksesan di berbagai bidang.


    MENGASAHA INTUISI SERTA MELATIHNYA
    • Pertama coba menjelaskan suatu peristiwa sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi. Contohnya : apabila telepon rumah sedang berdering, sebelum telepon diangkat coba anda menebak siapa yang menelepon anda, atau pastikan pria atau wanita, atau anda mengikuti intuisi anda bekerja sendiri.
      Contoh lainnya , bila anda mengadakan suatu pertemuan dan anda di antara sekian banyak orang di sekeliling anda. Coba perhatikan dan amati suasana hati mereka, sedih atau gembira, gunakan intuisi anda untuk menjelaskannya.

    • Kedua dengan teknik Inkubasi , berpura-pura menjauhi masalah dengan berlibur, berjalan-jalan atau beristirahat, terkadang ide muncul ketika anda sedan istirahat, dimanapun ingatlah hukum Archimedes muncul ketika Archimedes melepas lelah di bak mandi ketika kesulitan.



    Jika anda rutin dan terus melatihanya dengan metode yang anda kembangkan sendiri ide-ide kreatif yang akan membuat anda sukses akan muncul dengan sendirinya.
     
      sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/50cb3d051fd7197516000001/apa-itu-intuisi--bagaimana-cara-melatih-dan-mengasah-intuisi/

    Berpikir Kreatif & Imajinatif


    creative-thinkingBerpikir kreatif adalah cara bagi kita untuk terus melangkah. Dalam era  yang bergerak sangat cepat seperti sekarang ini , kemampuan berpikir kreatif menjadi salah satu hal krusial yang harus segera kita tingkatkan dalam menghadapi masa depan yang sangat competitive.

        Berpikir kreatif dibutuhkan oleh siapapun mulai dari komunikator yang harus mendesain pesannya,sarjana teknik yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang harus menata pesan verbal dan pesan grafis, sampai pada pemimpin masyarakat yang harus memberikan perspektif baru dalam mengatasi masalah sosial.

       Ada ribuan definisi tentang kreativitas. Tapi proses berpikir kreatif sebenarnya adalah kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak terlihat sebelumnya, menciptakan sesuatu yang baru dari penataan kembali atas yang lama. Pablo Picasso mengaakan penghancuran atas yang lama memberikan jalan bagi munculnya yang baru. Kreativitas adalah tindakan penghancuran.
    Jika inovasi adalah oksigen bagi perubahan , maka creative thinking skills harus selalu  mengaliri setiap denyut nadi agar nyawa inovasi tidak mati suri

       Hmmm…disaat menikmati liburan hari ini, pikiran dan ide nakal saya seolah tidak terbendung mungkin karena sering kali melihat hal yang berulang ulang yang sama yaaa…
    okeeee..kita menjelajah dunia kreative yuuk, kenapa banyak orang yang  gagal berpikir secara kreatif; dan juga tentang bagaimana cara yang paling jitu untuk mendongkrak kemampuan berpikir kreatif

    Kenapa kita sering gagal berpikir secara kreatif ?

       Pola pikir secara vertikal ini niiiiiih salah satu biang kenapa seseorang gagal membangun proses kerja yang kreatif. Vertical thinking adalah mencoba mendefinisikan permasalahan hanya dengan satu cara tanpa mempertimbangkan pandangan alternatif (pikirannya hanya bertumpu pada satu titik yang sempit), bahasa kerennya hoby pakai kacamata kuda.
    bookbookshelf
    Sebagai contoh,
    Apakah bentuk asesoris wanita itu harus selalu  berbentuk  bunga ?
    Apakah cara elajar itu harus selalu hening ?
    Apakah belajar itu harus selalu dimeja
    Apakah Garis itu harus selalu lurus

       Pola pikir vertical membuat kita menjadi  sempit dalam mendefinisikan batasan permasalahan. Orang-orang acap berasumsi sejumlah permasalahan atau solusi alternatif merupakan hal yang diluar batas mereka (atau dianggap tidak masuk akal), sehingga mereka mengabaikannya…jadiiiiii..berpikirlah diluar hal yang biasa, diluar batasan batasan yang kita buat sendiri

       Penghambat kreativitas lainnya adalah ini : TIDAK MEMILIKI RASA INGIN TAHU , Ini adalah sikap enggan dan tidak terlatih untuk bertanya . seringkali orang tidak mampu mengatasi permasalahan secara kreatif karena malas mengajukan pertanyaan, atau tidak aktif menggali data dan informasi.
    efek dari ga pengen tau alias ga kepo an  akhirnya membuat kita terpelanting dalam mode “non-thinking”. Atau sejenis kecenderungan untuk menghindari pekerjaan secara mental (berpikir keras).

       Orang jadi enggan menyediakan waktu untuk “berpikir” : secara reflektif mengeksplorasi beragam alternatif solusi, dan juga cara-cara baru yang mungkin berguna untuk menciptakan something innovative.
    Vertical thinking, juga mengakibatkan  keengganan untuk berpikir secara eksploratif , naaah ini deh yang membuat seseorang menjadi tidak kreatif.

       Berpikir Vertical dan tidak punya rasa ingin tau yang tinggi merupakan virus yang sering mengkudeta pikiran kita untuk berposes berpikir secara kreatif .
    Lalu bagaimana mengatasinya ?

    Kiat # 1 : 
     
      Uraikan isu atau masalah yang tengah didiskusikan. Kita bisa juga memetakan masalah dalam sejumlah kategori utama, dan kemudian mem-breakdown setiap kategori itu menjadi bagian bagian kecil .
    Untuk setiap bagian tanyakan ‘apa yang diberikannya?’ Gali nilai atau value dari setiap bagian .
    Dalam proses tersebut  kemungkinan kita akan menemukan bagian bagian yang memberikan value yang positif ataupun bersifat negatif.
      
      Tugas kita adalah mengeksplorasi setiap value dalam bagian bagian kecil itu dan , memodifikasinya secara kreatif, dan menemukan value terbaik dalam setiap atribut.

    Kiat #2 : Visioning.
       Ini adalah sejenis lelakon untuk membayangkan masa depan yang brilian dan inovatif. Atau mencoba berpikir secara imajinatif mengenai apa yang Anda ingin raih di masa mendatang.

       Ketika mengimajinasikan gambaran masa depan, gunakan kata-kata yang dinamis dan penuh perasaan.
    Gunakan pula kata-kata “present tense” (misal : karya saya dinikmati banyak orang) bukan “future tense” (karya saya akan dinikmati banyak orang). Ungkapan dalam bentuk present tense akan membuat gambaran imajinasi itu menjadi terasa lebih “dekat”.

        Visioning menjadi efektif karena kita adalah spesies yang penuh daya khayal/imajinatif, dan sangat termotivasi dengan apa yang kita rasakan sebagai kemungkinan masa depan.
    Saya tidak tahu apakah Anda termasuk kategori creative people atau tidak. Atau apakah Anda kadang terjebak pada vertical thinking, non-inquisitives dan non-thinking atau selalu bisa menghindarinya.
    lupakan sejenak hukum dunia saat memancing kreatifitas, apapun yang terlintas, segera tuliskan! Cari sebanyak mungkin ide, segila mungkin, barulah kemudian filterisasi ide tersebut beradasarkan kualitas dan kemungkinan penerapannya. Percayalah, dengan hal ini akan banyak hal-hal baru yang bisa kita munculkan, dan tentunya kita menjadi orang yang lebih kreatif. Karena faktanya, banyak ide brilian yang berawal dari pemikiran yang terlihat ‘bodoh’.

       Orang yang sukses dalam hidupnya biasanya mampu berpikir kreatif, dan imajinatif. Dia mampu menciptakan hal-hal baru dari kekuatan imajinasinya. Berpikir kreatif dan imajinatif adalah kemampuan seseorang untuk mengasah kekuatan kreatif dan imajinatifnya dalam menciptakan hal-hal baru. Tak salah bila orang yang berpikir kreatif selalu diikuti dengan kemampuan imajinatif.
    Renungkan artikel ini, dan renungkan kapan terakhir kali Anda melakukan “sesuatu yang kreatif”.
    Selamat bekerja, teman-teman. Be creative. Be innovative. Because your creativity will determine your future life.

    sumber : http://irmasustika.com/home/berpikir-kreatif-imajinatif/

    Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern, dan Dekonstruksi

    ARSITEKTUR MODERN
       Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern
       Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya.
    Merintis Modern
       Di pertengahan abad ke-18, tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan Arsitektur dengan menggunakan akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan.
    Beberapa nama tersebut adalah :
    1. Boulle
    2. Blondel,
    3. Quatremere de Quincy
      (Tipologi misalnya, dimunculkan pertama kali pada abad ke-18 oleh Quatremere de Quincy.)
       Bagi mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah reformasi, perubahan. tak ayal lagi, sejarah menobatkan orang-orang ini sebagai the first Modern
       Dengan demikian, dapat saj dikatakan bahwa Arsitektur Modern ini sudah hadir pada abad ke-18 bukan abad ke-20. Tetapi, yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya Arsitektur, bukan bangunan atau gedung tapi adalah ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur. Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok mengenai Arsitektur Modern
    telah dimunculkan di abad ke-18. 
     
    Pikiran-pikiran dasar yang baru tadi, baru mendapat kesempatan untuk direalisasikan pada pertengahan abad 19, karena beberapa hal :
    1.  Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah terbagi menjadi dua yaitu :
    1.       PURNA MODERN
    a.       Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari post-modern versi Charles Jencks (ingat, pengertian veris Jencks itu berbeda dari pengertian umum dari `Post Modern’ yang digunakan dalam judul catatan kuliah ini)
    b.       Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno tadi.
    c.       Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.
    d.       Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.
     
    2.       NEO MODERN
    a.       Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks, sehingga pengertiannya tetap tidak berubah.
    b.       Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan Tektonika (The Art of Construction).  Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutama teknologi.
    c.       Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur Modern yakni menonjolkan tampilan geometri.
    d.       Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra).
    e.       Tokohnya antara lain:  Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano, Norman Foster.
    f.         Tampilan dominan bentuk geometri.
    g.       Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan sebagai aksen. Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak.
     
    3.       DEKONSTRUKSI
    a.       Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut.
    b.       Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry.
    c.       Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang berperan.
    Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari ciri-ciri di atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan penting dengan yang modern itu.
     
    1.       Tidak memakai semboyan Form Follows Function
       Arsitektur posmo mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.
    Apa yang dikomunikasikan?
    Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu :
    PURNA MODERN : yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural, atau identitas historikal. Hal-hal yang ada di masa silam itu dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusian.
    NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan bahan untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang dominan.
    DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalah
    a.       Unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki oleh arsitektur.
    b.       Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial maupun substansial.
     
    Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa:
    Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (The Past),
    Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa ini (The Present), sedangkan
    Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalam salah satu dimensi Waktu (Timelessness). Pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap Dekonstruksi yang berbunyi “Ini merupakan kesombongan dekonstruksi.”
     
    2.         Fungsi ( bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh manusia terhadap arsitektur)
    Yang dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukan pula `apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’ (keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazim digunakan dalam arsitektur modern). 
         
         Dalam arsitektur posmo yang dimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut manusia bukan hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerja melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai makhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi.
    Fungsi = apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia; dan dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’
     
    Dalam posmo, perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu :
    Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk sampai bom),
    Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,
    Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan,
    Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budayanya akan masa silamnya,
    Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi dan berkhayal,
    Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujur-jujurnya.
     
    Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :
    Dalam PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu, adalah  fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.
    NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi (masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisa terbayangkan).
    DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujur-jujurnya.
     
    3.       Bentuk dan Ruang
    Didalam posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat), keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka, sehingga bisa dihubungkan atau tidak.
    Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang.
    Ciri pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.
     
    Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :
    Purna Modern bentuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang,
    Neo Modern sebaliknya bertolak belakang , menempatkan ruang sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam
    Dekonstruksi tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidak dominan, bentuk dan ruang memiliki kekuatan yang sama. 

    sumber : http://httpwwwarcspacecomarchitectsbo.blogspot.com/2011/11/pengertian-arsitektur-modernpostmodern.html

    Honorarium Arsitek

    TABEL PERHITUNGAN IMBALAN JASA ARSITEK

    Biaya Bangunan sampai
    Kategori Bangunan


    Khusus
    Sosial
    1
    2
    3
    Kurang  Rp
    200 juta

    Mengikuti Ketentuan dari Pemerintah yang berlaku
    < 2,50%
    6,50%
    7,00%
    8,00%
    Rp
    200 juta
    2,50%
    6,50%
    7,00%
    8,00%
    Rp
    2 milyar
    2,50%
    5,51%
    5,90%
    6,48%
    Rp
    4 milyar

    4,78%
    5,13%
    5,60%
    Rp
    20 milyar

    4,20%
    4,52%
    4,92%
    Rp
    40 milyar

    3,71%
    4,01%
    4,38%
    Rp
    60 milyar

    3,29%
    3,58%
    3,92%
    Rp
    80 milyar

    2,92%
    3,20%
    3,52%
    Rp
    100 milyar

    2,60%
    2,88%
    3,18%
    Rp
    120 milyar

    2,32%
    2,59%
    2,88%
    Rp
    140 milyar

    2,07%
    2,34%
    2,62%
    Rp
    160 milyar

    1,86%
    2,12%
    2,39%
    Rp
    180 milyar

    1,67%
    1,98%
    2,20%
    Rp
    200 milyar

    1,51%
    1,76%
    2,03%
    Rp
    220 milyar

    1,37%
    1,62%
    1,88%
    Rp
    240 milyar

    1,25%
    1,51%
    1,76%
    Rp
    260 milyar

    1,16%
    1,41%
    1,67%
    Rp
    280 milyar

    1,09%
    1,34%
    1,59%
    Rp
    300 milyar

    1,04%
    1,29%
    1,54%
    Rp
    500 milyar

    1,00%
    1,25%
    1,50%
    Lebih Rp
    500 milyar

    1,00%
    1,25%
    1,50%

    Catatan:
    •    Jika biaya bangunan terletak antara dua jumlah biaya yang tercantum dalam kolom pertama tabel tersebut di atas, maka persentase imbalan jasa dengan/dapat mengikuti kurva Lampiran 2.B.

    KATEGORI BANGUNAN

    (1) Bangunan Khusus

    Bangunan-bangunan yang dimiliki, digunakan, dan dibiayai oleh Pemerintah sesuai tercantum dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.


    (2) Bangunan Sosial


    Memiliki sosial yang tidak bersifat komersial (nonkomersial):

    a. Masjid, gereja dan tempat peribadatan lainnya, rumah penampungan yatim piatu, bangunan pelayanan masyarakat dengan luas bangunan maksimum 250 m2.

    b. Bangunan rumah tinggal atau hunian dengan luas maksimum 36 m2.


    (3) Bangunan Kategori 1


    Memiliki karakter sederhana, kompleksitas, dan tingkat kesulitan yang rendah:

    a. Tipe Hunian: asrama, hostel

    b. Tipe Industri: bengkel, gudang

    c. Tipe Komersial: bangunan-bangunan tidak bertingkat, tempat parkir


    (4) Bangunan Kategori 2

    Memiliki karakter, kompleksitas, dan tingkat kesulitan rata-rata

    a. Tipe Hunian: apartemen, kondominium, kompleks perumahan

    b. Tipe Industri: gardu pembangkit listrik, gudang pendingin, pabrik

    c. Tipe Komersial: bangunan parkir bertingkat, kafetaria, restoran, kantor, perkantoran, rukan, ruko, toko, pusat perbelanjaan, pasar, hanggar, stasiun, terminal, superblok/fungsi campuran

    d. Tipe Komunitas: auditorium, bioskop, ruang pameran, ruang konferensi, ruang serbaguna, ruang pertemuan, perpustakaan, penjara, kantor pelayanan umum

    e. Tipe Pelayanan Medis: klinik spesialis, klinik umum, rumah jompo

    f. Tipe Pendidikan: sekolah, tempat perawatan

    g. Tipe Rekreasi: gedung olahraga, gimnasium, kolam renang, stadion, taman umum


    (5) Bangunan Kategori 3

    Memiliki karakter khusus, kompleksitas, dan tingkat kesulitan tinggi:

    a. Tipe Hunian: rumah tinggal privat

    b. Tipe Komersial: bandara, hotel

    c. Tipe Komunitas: galeri, ruang konser, museum, monumen, istana

    d. Tipe Pelayanan Medis: rumah sakit, sanatorium

    e. Tipe Pendidikan: laboratorium, kampus, pusat penelitian / riset

    f. Tipe Peribadatan: gereja, klenteng, masjid, dan lain-lain dengan luas lebih dari 250 m2

    g. Tipe Lain: kantor kedutaan, kantor lembaga tinggi negara, pemugaran, renovasi, bangunan dengan dekorasi khusus


    Info mengenai data ini di copy dari sumber resmi IAI (Ikatan Arsitek Indonesia)
    link sumber : http://iai-jakarta.org/?scr=15.02&selectLanguage=1