Sabtu, 11 Maret 2017

Burj Al Arab - Arsitektur Dubai


DESKRIPSI

Paris memiliki Menara Eiffel, Sydney memiliki Gedung Opera, London dengan Big Ben, dan San Francisco dengan Golden Gate, begitu pula dengan Dubai, sebuah kota pelabuhan yang masih terbelakang. 


Kota ini memerlukan simbol untuk mewakilinya, sehingga akhirnya membuat sebuah keputusan ketika kekayaan minyaknya telah mengubah perekonomian kota ini. Simbol tersebut adalah Burj al Arab.

PENGEMBANG

Jumeirah merupakan sebuah jaringan hotel internasional dan bagian dari dubai Holdings, yang dimiliki oleh pemerintah Dubai. Portofolio Jumeirah meliputi :
-Jumeirah Essex House, New York
-Jumeirah Carlaton Hotel, London
-Jumeirah Lowndes Hotel, London
-Burj al Arab, Dubai
-Jumeirah Beach Hotel, Dubai
-Jumeirah Emirates Towers Hotel, Dubai
-Jumeirah City, Dubai
-Jumeirah Beach Club Resort, Dubai



MASTERPLAN

Bangunan berada di lepas pantai dan berdiri diatas pulau buatan. Lokasi bangunan sangat menarik minat masyarakat lokal maupun internasional untuk berkunjung dan menikmati atmosfer sekitar hotel ini.


Lokasi ini terus dikembangkan oleh sang developer Jumeirah group, untuk dijadikan wilayah wisata. Pembangunan besar-besaran terjadi di wilayah ini salah satunya palm beach.

DESIGN IDEA

Tom Wright pun mengambil pena. Sembari duduk di teras Hotel Chicago Beach yang berada di dekat lokasi pembangunan Burj Al Arab, ia mulai mencoret-coret sketsa di atas kertas serbet.

konsep awal bangunan dengan model kartu sederhana. Ia meyakinkan sang klien bahwa model dhow, perahu layar Arab, ini amat tepat untuk Dubai. 

Dua ‘sayap’ yang tersebar dalam bentuk V akan menjadi ‘tiang’ besar. Sementara ruang antaranya ditutup dalam bentuk atrium setinggi 180 meter. Ini akan benar-benar menjadi ikon.

CONSTRUCTION

Para insinyur membangun pulau dengan bebatuan besar yang disebar sesuai dengan bentukan pulau yang telah di desain. 


Setelah itu sekeliling kepulauan di beri pelindung berupa beton yang berbentuk seperti sarang lebah, dimana untuk menghindari erosi pada pulau dan pondasi oleh ombak.

Pembangunan pulau dilakukan selama 3 tahun, pulau ini juga sebagi pondasi bangunan dengan 230 tiang pancang berdiameter 2 meter yang di tanam dengan kedalaman 43 meter.

Pembangunan gedung dilakukan selama 2 tahun, dengan menghabiskan 30.000 m³ beton dan 9.000 ton baja. Adapun material penyusun hotel ini diantaranya : 

Carbon Fiber, Reinforced Concrate, Glass Fiber, Gold, Steel, Aluminium, Marble.

Hotel ini terdiri atas 59 lantai dengan 202 kamar. Kamar terluas berukuran 780 meter persegi, sementara yang terkecil 170 meter persegi. Desain kamar-kamar tersebut berbentuk jukstaposisi timur dan barat.

CIRCULATION

Sirkulasi bagi pengunjung, ada akses ke hotel melalui atap dengan sebuah helikopter. Di pintu masuk utama terdapat tangga , sebuah escalator dan elevator . 

Untuk sirkulasi udara, pintu masuk utama bertindak sebagai sebuah mekanisme penguncian, untuk mencegah terjadinya sebagai stack efek, yang terjadi ketika naik udara panas dan udara dingin jatuh dalam sebuah bangunan tinggi.

Orientasi bangunan meminimalkan panas untuk memperoleh keuntungan selama musim panas. karena ketinggian matahari. bagian selatan memiliki elevasi yang paling luas .
Akibatnya , bagian selatan tersebut memiliki kapasitas maksimum untuk menyerap panas dari gedung itu.

FASILITAS

Hotel ini memiliki fasilitas tertutup dimana hanya bisa digunakan oleh penyewa kamar pada hotel ini. Beberapa fasilitas mewah hotel ini diantarnya : 

-Sembilan restoran kelas dunia dan bar
-Lima kolam renang
-Pantai pribadi
-Akses gratis ke Sky Tennis
-Talise Spa
-Talise kebugaran di Burj Al Arab Jumeirah


TYPILOGI 
Hotel Burj al Arab ini benar-benar berhasil menjadi icon Dubai, baik melalui bahasa desain eksterior bangunan maupun desain interior pada bangunan.

Eksterior bangunan mampu menarik mata dan rasa ingin tahu masyarakat dunia, sedangkan desain interior yang sangat kental oleh kebudayaan timur tengah sukses memanjakan & membuat nyaman para masyarakat dunia. 


Keduanya membentuk aliran arsitektur “Modern culture” akulturasi antara kebudayaan dan moderenisasi.

Dengan fasilitas super eksklusif, ruangan yang mewah, & pelayanan yang baik hotel ini pantas menyandang bintang 7.

Senin, 06 Maret 2017

Sekilas Mengenai Dubai

DUBAI

                Pada tahun 1833 sekelompok suku Bani Yas yang dipimpin oleh keluarga Maktoum bermukim di sekitar muara sungai kecil (creek) di pantai utara semenanjung Arab yang dinamakan Dubai. Dubai pada awalnya merupakan tempat perdagangan ikan, mutiara dan hasil laut lainnya. Puluhan tahun kemudian, Dubai berkembang menjadi pelabuhan alami karena teluk dan creek memudahkan kapal laut membongkar muat barang ke daratan. 

                Pada awal abad ke-20, Dubai menjelma menjadi pelabuhan laut yang ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari India, Iran, Arab Saudi dan negara disekitar teluk lainnya dengan jenis komoditi yang mulai beragam. Souk (bahasa Arab yang artinya pasar) mulai menjamur di sepanjang creek terutama di daerah Deira. Deira adalah wilayah perdagangan sebelah barat creek sedangkan sebelah timur dinamakan Bur Dubai. Pada tahun 1950 creek mulai dangkal karena tertimbun lumpur akibat banyaknya kapal laut yang berlabuh.

                Dalam menjalankan roda perekonomiannya, peme-rintah Dubai bertekad untuk berlaku secara liberal, menerapkan pasar bebas dan menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk aktifitas per-dagangan. Dubai adalah emirat terbesar setelah Abu Dhabi dengan stabilitas politik yang terus terjaga. Dubai dan seluruh emirat PEA terbuka untuk semua kegiatan perdagangan dari seluruh negara di dunia kecuali Israel. 

                Campur tangan pemerintah pada sektor swasta sangat sedikit. Tidak ada pengenaan pajak secara langsung pada pendapatan perusahaan maupun perorangan, kecuali untuk perusahaan minyak yang dikenai pajak dari laba bersih yang diperoleh di Dubai.

                Pendapatan emirat berasal dari perdagangan, real estate dan pelayanan keuangan.  Pendapatan dari minyak bumi dan gas alam menyumbang kurang dari 6% (2006). Banyak pulau buatan dan gedung-gedung pencakarlangit di bangun untuk meningkatkan pendapatan dari real estate dan pariwisata.


The World Island

                The World Island atau biasa disebut dengan The World saja merupakan kumpulan dari 300 pulau buatan manusia yang didesain berbentuk peta dunia. Proyek ini sedang dibangun oleh pemerintah Uni Emirat Arab di lepas pantai Dubai. Ini adalah salah satu dari berbagai mega proyek yang dijalankan negara super kaya dari timur tengah tersebut.

Palm Island


Palm Island merupakan sebuah proyek pulau buatan yang dilakukan oleh pemerintah Dubai di lepas pantainya. Pulau buatan Palm terdiri dari tiga jenis pulau buatan yakni Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira. Proyek ini diperkirakan akan meningkatkan pesisir pantai Dubai hingga 520 kilometer.

Burj Al Arab

                Burj al-Arab adalah sebuah hotel mewah yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab. Bangunan Burj al-Arab, didesain oleh Tom Wright, mencapai ketinggian 321 meter dan adalah bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai hotel. Bangunan ini berdiri di sebuah pulau buatan yang berada 280 m lepas pantai di Teluk Persia. Burj al-Arab dimiliki oleh Jumeirah. Hotel ini sering disebut sebagai hotel bintang tujuh. Dibangun pada tahun 1999 dan mirip dengan layardari sebuah perahu.

Burj Khalifa

                Burj khalifa merupakan gedung pencakar langit tertinggi yang pernah di buat manusia. Dulunya nama gedung ini adalah Burj Dubai. Gedung ini memiliki ketinggian 828 meter. Hal ini membuat banyak wisatawan ingin berkunjung ke tempat ini, karena keindahan yang dimiliki gedung ini.

Sumber :
Google.com
Wikipedia.com
Kompas.com