ARSITEKTUR MODERN
Sepanjang
sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali perubahan yang
mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern
Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai
pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap
sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai
sumber idenya dan tidak ada rumusnya.
Di
pertengahan abad ke-18, tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang
yang berambisi untuk menghasilkan Arsitektur dengan menggunakan akal dan
idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan.
Beberapa nama tersebut adalah :
- Boulle
- Blondel,
- Quatremere de Quincy
(Tipologi misalnya, dimunculkan pertama kali pada abad ke-18 oleh Quatremere de Quincy.)
Bagi
mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia
Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah
sebuah reformasi, perubahan. tak ayal lagi, sejarah menobatkan
orang-orang ini sebagai the first Modern
Dengan demikian, dapat saj dikatakan bahwa Arsitektur Modern ini sudah hadir pada abad ke-18 bukan abad ke-20. Tetapi, yang dimaksud Arsitektur Modern bukan
karya Arsitektur, bukan bangunan atau gedung tapi adalah ide, gagasan,
pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur. Oleh sebab itu
seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok mengenai
Arsitektur Modern
telah dimunculkan di abad ke-18.
Pikiran-pikiran
dasar yang baru tadi, baru mendapat kesempatan untuk direalisasikan
pada pertengahan abad 19, karena beberapa hal :
1. Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah terbagi menjadi dua yaitu :
1. PURNA MODERN
a.
Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari post-modern versi Charles
Jencks (ingat, pengertian veris Jencks itu berbeda dari pengertian umum
dari `Post Modern’ yang digunakan dalam judul catatan kuliah ini)
b.
Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno
(dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno
tadi.
c. Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.
d. Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.
2. NEO MODERN
a. Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks, sehingga pengertiannya tetap tidak berubah.
b. Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan Tektonika (The Art of Construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutama teknologi.
c. Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur Modern yakni menonjolkan tampilan geometri.
d.
Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi
dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga
menghadirkan bentukan yang trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi
dari bentukan yang dwimatra).
e. Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano, Norman Foster.
f. Tampilan dominan bentuk geometri.
g.
Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan
sebagai aksen. Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak.
3. DEKONSTRUKSI
a.
Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah
geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring
dan semrawut.
b. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry.
c. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang berperan.
Pokok-pokok
pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari ciri-ciri di
atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan
penting dengan yang modern itu.
1. Tidak memakai semboyan Form Follows Function
Arsitektur
posmo mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena
itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.
Apa yang dikomunikasikan?
Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu :
PURNA MODERN : yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural,
atau identitas historikal. Hal-hal yang ada di masa silam itu
dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu
hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusian.
NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan bahan untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang dominan.
DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalah
a. Unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki oleh arsitektur.
b. Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial maupun substansial.
Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa:
Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (The Past),
Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa ini (The Present), sedangkan
Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalam salah satu dimensi Waktu (Timelessness).
Pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap
Dekonstruksi yang berbunyi “Ini merupakan kesombongan dekonstruksi.”
2. Fungsi ( bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh manusia terhadap arsitektur)
Yang
dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukan pula `apa
yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’ (keduanya
diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazim digunakan dalam
arsitektur modern).
Dalam arsitektur posmo yang dimaksud fungsi adalah
peran adan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia,
yang disebut manusia bukan hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang
berpikir, bekerja melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk
yang berpikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya
mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai makhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi.
Fungsi = apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia; dan dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’
Dalam posmo, perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu :
Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk sampai bom),
Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,
Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan,
Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budayanya akan masa silamnya,
Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi dan berkhayal,
Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujur-jujurnya.
Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :
Dalam PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu, adalah fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.
NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi (masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisa terbayangkan).
DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujur-jujurnya.
3. Bentuk dan Ruang
Didalam
posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus
berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat), keduanya menjadi 2
komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka, sehingga bisa dihubungkan
atau tidak.
Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang.
Ciri
pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’, sedangkan
ruang mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’. Kedua ciri
ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.
Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :
Purna Modern bentuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang,
Neo Modern sebaliknya bertolak belakang , menempatkan ruang sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam
Dekonstruksi tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidak dominan, bentuk dan ruang memiliki kekuatan yang sama.
sumber : http://httpwwwarcspacecomarchitectsbo.blogspot.com/2011/11/pengertian-arsitektur-modernpostmodern.html